Maju Mundurnya Kabupaten Kepulauan Sula Sebuah Tanggung Jawab Sejarah
Oleh: Mohtar Umasugi
Judul di atas memiliki makna yang kuat, terutama dalam konteks politik dan pembangunan Kabupaten Kepulauan Sula.
Kabupaten Kepulauan Sula memiliki sejarah panjang yang unik dalam membentuk identitas dan perkembangan sosial masyarakatnya. Sebagai sebuah wilayah di Maluku Utara, Kepulauan Sula berada di persimpangan antara modernitas dan tradisi. Maju mundurnya perkembangan kabupaten ini adalah refleksi dari upaya pemerintah dan masyarakatnya untuk menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan sosial dengan menjaga keaslian budaya lokal yang kuat.
Secara historis, Kepulauan Sula telah menjadi bagian dari jalur perdagangan yang penting, menghubungkan Maluku dengan Sulawesi dan daerah-daerah lainnya di Nusantara. Dalam prosesnya, Kepulauan Sula dipengaruhi oleh berbagai budaya dan perdagangan yang datang dari luar, yang sekaligus memperkaya dan menciptakan tantangan sosial. Penduduk Kepulauan Sula memiliki budaya bahari yang kental, karena sebagian besar kehidupan mereka bergantung pada laut, baik sebagai sumber pangan maupun jalur perdagangan.
Namun, dinamika politik dan ekonomi yang terjadi selama beberapa dekade terakhir membawa berbagai tantangan, termasuk keterbatasan infrastruktur, lapangan pekerjaan, dan akses pendidikan serta kesehatan. Banyak program pembangunan yang dicanangkan di kabupaten ini mengalami hambatan karena kondisi geografis yang cukup sulit dan minimnya dukungan infrastruktur dasar. Kebijakan yang tidak tepat sering kali membuat masyarakat tidak merasakan manfaat secara langsung dari pembangunan, bahkan ada kalanya justru memperburuk keadaan.
Secara sosial, Kepulauan Sula dihadapkan pada tantangan perubahan nilai dan identitas di kalangan generasi muda. Teknologi dan modernisasi yang cepat sering kali menggerus tradisi dan kebiasaan lokal, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya warisan budaya yang telah berakar kuat.
Perjuangan untuk mencapai kemajuan di Kepulauan Sula memerlukan komitmen kuat dari semua pihak—pemerintah, pemimpin lokal, masyarakat, dan generasi muda. Tanggung jawab sosial-historis ini bukan hanya untuk menghadirkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kelestarian budaya lokal.
Berikut ada beberapa poin yang harus dimaknai sebagai nilai attitude sekaligus tanggung jawab sejarah bagi tiap-tiap pewaris negeri ini yang harus diimplementasikan dalam kesehariannya, nilai dimaksud adalah berikut;
1. Masa Lalu dan Sejarah Kabupaten
Menjelaskan Latar Belakang Kabupaten Kepulauan Sula, pencapaian, tantangan, dan peristiwa bersejarah yang telah membentuk karakter daerah ini. Pemahaman akan sejarah memberi makna pada tanggung jawab pembangunan ke depan.
2. Tanggung Jawab Pemimpin dan Masyarakat
Tanggung jawab untuk memajukan daerah bukan hanya ada di pundak pemimpin yang dipilih, tetapi juga di tangan masyarakat yang turut serta mendukung atau mengawasi setiap kebijakan. Setiap generasi memiliki peran penting dalam menentukan arah pembangunan.
3. Visi dan Program Strategis
Memaparkan visi dan misi pemerintah daerah atau para calon pemimpin yang mencalonkan diri di Pilkada. Rencana yang konkret, seperti peningkatan infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi berbasis sumber daya lokal, bisa menjadi cara untuk membawa perubahan nyata.
4. Pentingnya Partisipasi dalam Pemilihan
Kesuksesan dan arah kemajuan Kepulauan Sula juga sangat dipengaruhi oleh pemilihan bupati dan wakil bupati yang tepat. Partisipasi aktif masyarakat dalam pemilihan dan keterlibatan politik yang positif adalah bagian penting dari tanggung jawab sejarah.
5. Menyiapkan Generasi Masa Depan
Tanggung jawab sejarah juga berarti menyiapkan generasi masa depan yang mampu melanjutkan pembangunan. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan keterampilan, dan membuka akses terhadap sumber daya yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
6. Ada Harapan Positif
Ada harapan besar bahwa ke depannya, siapa pun yang memimpin, seluruh masyarakat Kepulauan Sula akan bergerak bersama menuju kemajuan, dengan penekanan pada “tanggung jawab sejarah,” masyarakat diingatkan bahwa pilihan-pilihan yang dibuat hari ini akan memengaruhi masa depan Kabupaten Kepulauan Sula untuk generasi mendatang.***